Powered By Blogger

Kamis, 10 Februari 2011

resensi novel kcb 1

RESENSI KETIKA CINTA BERTASBIH JILID 1 BY : SAIDESI MAYSELA


KATA PENGANTAR



Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT.
Karena atas berkah dan izin-Nya lah,
saya dapat menyelesaikan tugas resensi novel Ketika Cinta Bertasbih ini. Sebagai pemenuhan tugas Bahasa Indonesia sekaligus melatih kemampuan saya untuk menulis Sebagai pelajar yang ilmunya baru seujung jarum, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dan sebagai manusia yang tak sempurna, saya mohon maaf bila ada kesalahan yang berarti.


Wassalam,





Penulis


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


DAFTAR ISI


1. Kata Pengantar......................................................1
2. Daftar Isi.. . ..........................................................2
3. Pendahuluan. ........................................................3
4. Pengenalan.. .........................................................3
5. Pembahasan. ........................................................4
6. Unsur Intrinsik & Ekstrinsik............................5
7. Kritik & Saran…...........................................6



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. PENDAHULUAN
            Meresensi sebuah karya sastra fiksi atau nonfiksi, adalah kegiatan mengupas secara keseluruhan isi buku dengan menilai secara mendetail unsur-unsur yang terdapat dalam buku tersebut. Novel adalah salah satu karya sastra fiksi yaitu sebuah cerita yang lahir dari pikiran pengarangnya. Berbeda dengan nonfiksi yang jelas, berdasarkan penelitian, dan sudah di akui kebenarannya oleh publik.
Seperti salah satu Novel yang saat ini sedang ”naik daun” adalah novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburarahman El Shirazy. Di tengah kesuksesan novelnya sebagai Mega Best Seller se Asia Tenggara, KCB 1 ini juga sudah di visualisasikan dalam bentuk film layar lebar garapan Sinemart.

4. PENGENALAN
A. Isi Novel

          Seorang mahasiswa peraih beasiswa S1 asal Indonesia, Abdullah Khairul Azzam, yang memiliki keahlian dalam memasak terpaksa harus memolorkan masa kuliahnya selama 9 tahun walau ia sempat mendapatkan nilai sempurna di tingkat 1. Azzam mendapatkan amanah yang berat semenjak ayahnya di kampung halaman meninggal dunia. Ia, sebagai anak tertua, harus menanggung kebutuhan keluarganya di kampung dengan cara membuat tempe dan bakso untuk dipasarkan di lingkungan KBRI di Kairo.
Karena Azzam bergaul di lingkungan KBRI, akhirnya ia mengenal putri seorang Duta Besar yaitu Eliana Pramesthi Alam. Eliana, seorang gadis cantik dan cerdas lulusan Perancis sempat membuat Azzam jatuh cinta. Namun sifat Eliana mencerminkan hidupnya yang hedonis karena lingkungan Eliana yang jauh dari nilai-nilai Islam. Azzam teringat pesan pak Ali, seorang supir KBRI, untuk mencari gadis lain saja untuk ia pinang, yaitu Anna Althafunnisa, putri Kiai Luthfi Hakim. Akhirnya Azzam berkeinginan melamar Anna. Namun ternyata Anna telah dilamar terlebih dahulu oleh Furqon yang kaya & cerdas, tak lain sahabatnya yang pernah tinggal satu atap. Sayangnya Furqon mendapatkan musibah yaitu penyakit HIV-AIDS yang membuatnya bingung.

           Suatu saat, Azzam mendapat kabar dari adiknya, Ayyatul Husna, bahwa Husna telah lulus kuliah dari UNS dan berhasil diterima sebagai psikolog dan penulis serta mampu membiayai adiknya kuliah D-3 dan adik terakhirnya di pesantren. Azzam dapat meneruskan kuliahnya tanpa beban lagi. Kerinduan Azzam pada keluarga tidak terbendung lagi. Ia bertekad untuk serius belajar dan akhirnya berhasil lulus. Lalu Azzam kembali ke Indonesia.

B. Tujuan Pengarang

• Sebagai media dakwah tentang ajaran islam yang di kemas sederhana namun tidak menggurui.
• Menuliskan apa yang ada dipikiran pengarang yang sebagian pernah ia alami dan mengembangkan cerita itu ke dalam sebuah buku.
• Memberikan efek emosional, membuat seseorang termotivasi.

C. Tujuan Penyusunan Novel

• Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia Tahun Ajaran 2009-2010
• Untuk menambah wawasan dan mengasah kemampuan untuk membuat resensi.
• Untuk melatih diri dalam bekerja dan sekaligus ingin memberitahu pembaca, segala ulasan seputar isi novel ini.

D. Manfaat Novel

         Novel ini bermanfaat bagi semua masyarakat. Dengan membaca kehidupan mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di negeri orang, pembaca dapat membayangkan susah senang mereka. Selain itu, dakwah yang tersirat maupun tersurat, dapat menambah pengetahuan agama khususnya kaum muslim. Tokoh dan wataknya pun jelas, membuat pembaca sudah bisa berfantasi dengan deskripsi tokoh tersebut, sebelum melihat filmnya.

E. Audiens ( Sasaran )

          Novel ini ditujukan untuk masyarakat luas dari bawah, menengah, dan atas. Khususnya bagi para muslim, sebagai novel penggugah jiwa dan keimanan pada-Nya.

F. Sistematika Novel

         Novel ini tersusun secara sederhana, dimulai dari pendahuluan, inti cerita, serta penutup cerita. Dan novel ini terdiri dari 31 Bab yang kadang memiliki keterkaitan cerita dari satu bab ke bab selanjutnya.

G. Kebahasaan dan Ejaan

         Bahasa yang di gunakan yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab, yang memiliki arti di dekat urutan halaman novel. Terdapat pula Bahasa Malaysia yang sering di ucapkan Zahzara ( mahasiswi Malaysia). Bahasa Jawa juga terkadang di gunakan dalam percakapan oleh Azzam. Ejaan, bisa di katakan sempurna, karena pemenggalan dan tanda baca sudah sesuai dengan EYD.

5.PEMBAHASAN

A. Identitas Novel


1. Judul Novel : Ketika Cinta Bertasbih
2. Penulis : Habiburarahman El Shirazy
3. Penerbit : Republika & Basmala
4. Cetakan : 2007
5. Jumlah Halaman : 477 halaman


B. Gaya Bahasa : Personifikasi.

C. Kelemahan Novel

• Cover yang dengan foto Masjid Al-Munawarah, hanya menggambarkan latar / tempat cerita itu berlangsung, belum keseluruhan isi novel.

D. Kelebihan Novel

• Kata-katanya santun dan mudah di pahami.
• Kertas novel menggunakan kertas quarto yang bagus dan bersih.
• Perwatakan tokoh mudah dimengerti, dan di gambarkan jelas.

6. UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK NOVEL
A. Unsur Intrinsik
 Alur : Campuran
 Sudut Pandang : Orang Ketiga
 Gaya Bahasa : Personifikasi
 Latar / Setting : Kairo, Mesir, Cleopatra, Indonesia.
 Penokohan dan Perwatakan

a. Tokoh Utama
Khairul Azzam : sederhana, pekerja keras, bertanggung jawab, sholeh.
Anna Althafunnisa : lembut, sholehah, cerdas.
Furqan : cerdas, bijak.
Eliana : supel, hedonis, cerdas.

Cut Mala
Fadhil
Ali
Pak Ali
Nasrul


 Amanat
• Terkadang cinta tidak harus memiliki
• Kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak perlu takut akan resiko. Karena resiko membuat kita lebih matang untuk melangkah maju.
• Setiap ada kemauan, pasti ada jalan.
• Sesama muslim adalah saudara, yang saling peduli.
• Sayangilah dirimu, beri ia kesempatan untuk menjadi yang semestinya ia inginkan.
• Pilihan itu ada, namun tergantung siap atau tidak kita menanggung resiko dari pilihan yang kita itu.
• Teguh pendirian, rela berkorban adalah kunci sukses masa depan.
• Lebih baik diam, daripada berbicara yang tidak perlu.
• Buah pengorbanan lebih berharga daripada sesuatu yang dengan mudah di dapat tanpa pengorbanan.
• Cinta yang haqiqih adalah cinta yang berdasarkan pilihan hati, bukan hanya karena nafsu ingin memiliki.

B. Unsur Ekstrinsik

1. Biografi Pengarang

            Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang 30 September 1976) adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, penyair, dan suami dari Muyasaratun Sa’idah. Memulai pendidikannya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak. Tahun 1992 ia merantau ke Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai Tahun 1999. Tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma S2 di The Institute for Islamic Studies, Kairo.

                Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (1998). Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (2002), Menyucikan Jiwa (2005), Rihlah ilallah (2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (2001), Merah di Jenin (2002), Ketika Cinta Menemukanmu (2004), dll.

               Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (2004), Di Atas Sajadah Cinta (2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. (disadur dari Wikipedia.com)

2. Latar Belakang Sejarah dan Sosial

              Habiburrahman el-Shirazy, menulis cerita berdasarkan pengalaman hidupnya yang pernah bersekolah di Universitas Al Azhar, Mesir. Selain sebagai media dakwahnya, novel ini juga mencakup banyak cerita yang menggambarkan hidup seorang lelaki Indonesia. Sebagai contoh, novelnya yang lain yaitu Ayat-ayat Cinta. Dan dari segi ekonominya, pengarang tergolong menengah ke atas dilihat dari latar petualangan pendidikannya, mulai dari pendidikan menengah di MTs Futuhiyyah 1 hingga S2 di The Institute for Islamic Studies Kairo.

7. KRITIK & SARAN
            Menurut saya, novel ini sudah bisa dikatakan sempurna. Ceritanya mengalir dan mengikuti alur, di selingi kata-kata yang terangkai indah serta unsur-unsur islami yang tersutrat. Dan pembangunan tokoh yang baik, di tunjukkan si pengarang, dengan deskripsi watak yang kokoh, seperti tokoh Abdullah Khairul Azzam yang berpendirian teguh dan pekerja keras di bangun lewat cerita kesehariannya sebagai pembuat bakso & tempe, serta perannya sebagai kakak tertua. Satu hal lagi yang saya salutkan, adalah kata-katanya yang santun dan tidak menggurui. Menjadikan novel ini sangat layak di baca semua kalangan....